Pages

MENDAPATKAN TEMAN ITU SANGAT MUDAH, TAPI TIDAK BAGINYA

Sepanjang jalan menuju proses peng-integrasian hasil laporan praktikum alat tes ini, saya jadi kepikiran sama si testee. Sudah lama kenal tapi baru saat ini saya benar-benar memahami apa yang tersembunyi di balik wajah cantik dan polosnya.

Dia sebenarnya cukup cerdas namun dari hasil beberapa tes yang diberikan, ternyata orangnya inferior atau bahasa mudahnya nggak pedean, merasa rendah diri dan cenderung malas action.

Saya baru sadar kalau dia sebenarnya punya banyak sekali unfinished business. Saya juga baru tahu kalau ternyata dia tidak suka diatur. Alhasil, susah juga untuk membuat janji bertemu dengannya. Otomatis, saya yang harus ngalah karena dia sendiri tidak ingin diatur dengan jadwal pertemuan yang saya tentukan. Permasalahannya itu ibarat benang kusut yang udah terulur ke sana kemari namun nggak pernah jelas gimana cara mengembalikannya secara rapi seperti semula. Mulai dari keluarga, akademik hingga persoalan teman pun bermasalah.

Ambil salah satu yaitu persoalan teman. Kalau diamati, dia punya banyak teman. Saya pun juga tergolong temannya karena kami juga satu fakultas (meskipun beda angkatan) dan pernah satu atap dalam organisasi rohis. Namun, dia masih saja merasa kesepian. Ketika ditanya apa arti sahabat, dia sendiri tidak mampu mendefinisikan dan merasa tidak memiliki sahabat atau teman yang benar-benar khusus dan dekat dengannya. Selama ini, dia hanya memendam sendiri masalahnya. Kalaupun cerita, pasti ke orangtua, terutama ibu, itupun juga tidak semua ia tumpahkan.

Seandainya saya ada di posisi benar-benar tidak mengenalnya selama memberikan tes, mungkin saya harus mengerahkan tenaga yang lebih ekstra agar mendapat simpati darinya. Mungkin ini yang saya tarik sebagai salah satu faktor mengapa ia tidak punya banyak teman, sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan dan merasa tidak punya sahabat. 

Kira-kira apa sih cara yang bisa kita lakukan, paling tidak agar orang lain tertarik untuk berteman dengan kita? Ya, tersenyum. Itu adalah cara paling mudah. Ketika kita menampakkan/memberikan senyum tulus pada orang lain, maka itu akan menjadi kesan pertama yang baik untuk menjalin hubungan interpersonal selanjutnya. Dengan tersenyum, orang lain pun akan menilai bahwa kita menerima kehadirannya. Inilah yang tidak saya temukan dalam diri si testee. Itu juga keluar dari hasil interpretasi tes maupun hasil dari alloanamnesa. Banyak orang yang menilai dia sombong padahal orangnya baik looh. Bagi yang mengenalnya, kalau dia tersenyum dikiiiit aja, subhanallah cantik dan manis banget. Cuman, dia memang tipe orang yang memiliki wajah cenderung apatis. Jadi, kesan pertama yang muncul ketika kita baru pertama melihatnya pasti akan mengira dia adalah orang yang sombong, tidak ramah atau sejenisnya. Padahal tidak. Ekspresi natural dari wajahnya memang sudah seperti itu dan itu juga diakui oleh orangtuanya.


Soal senyum, dulu saya juga orang yang jarang bisa senyum ke orang lain. Saya juga susah buat senyum kalau emang nggak bener-bener ada yang menarik atau lucu di mata saya. Makanya paman saya suka ngejahilin saya dan bilang kalau saya ini orang yang jutek. Sampai-sampai, paman saya juga bilang, "Cewek jutek nanti nggak ada yang suka looh."

Akhirnya, saya coba belajar senyum dikit-dikit sampai sekarang. Jadi, kalau lagi papasan sama orang asing gitu, nggak ada angin, saya kasih senyum aja (itu kalau papasan sama sesama jenis) atau sama lawan jenis yang usianya sepantaran sama bapak saya (orang tua gitu lah maksud saya). Karena dulu susah senyum, banyak juga orang yang nggak suka sama saya, banyak teman-teman sekolah yang laki-laki suka ngejahilin saya yang menurutnya jutek (padahal niat mereka cuma pengen kalau saya ini bisa senyum).

Gara-gara senyum dan kadang salah senyum ke orang, saya jadi ingat dengan insiden yang sudah beberapa kali saya alami. Seperti yang sudah pernah saya ceritakan ihwal salah senyum ke orang di blog ini. Belum lagi cerita waktu saya mendadak di-senyumi oleh seorang lawan jenis di masjid karena waktu itu saya sedang bicara disertai senyum canda bersama adik tingkat (perempuan) yang sekarang bergabung dalam rohis yang sama dengan yang pernah saya ikuti dulu. Terakhir, belum lama ini, saya lagi-lagi dilempari senyum (naasnya selalu dari lawan jenis) padahal waktu itu saya sedang memakai masker karena flu batuk dan ekspresi saya juga datar-datar saja di balik masker tersebut. Aneh. Saya pun bingung. Kalau disenyumi ibu-ibu atau perempuan sih udah sering, tapi kenapa sekarang banyak lawan jenis yang ngasih senyum padahal nih ya (bukannya saya mau merendahkan diri tapi ya memang gitu deh yang saya pikirkan) saya itu nggak cantik-cantik amat. Saya nggak habis pikir betapa hebatnya ya efek senyuman itu walaupun berasal dari cewek yang biasa-biasa saja kayak saya hehehe.

Nah, mungkin next time, saya akan coba bilang ke testee agar bisa belajar tersenyum agar mendatangkan banyak teman bahkan sahabat baik untuknya.

Yuk, kita belajar untuk tersenyum kepada siapapun. Senyum yang tulus ya. Senyum bukan hanya mendatangkan simpati dari orang lain. Senyum yang tulus dari kita (nggak peduli kita itu cantik/ganteng atau wajah pas-pasan) bisa membuat orang lain tertarik untuk berhubungan baik dengan kita. Senyum yang tulus juga sangat mungkin mendatangkan rezeki looh. Aku udah mencobanya. Hasilnya walau cuma hal sepele, berkat senyum, saya sering dapat krupuk gratis kalau beli makan di warung waktu masih zaman S1 ngontrak dulu hehehe :D.

Bagaimana dengan kamu?

COMING SOON: MY 1st NOVEL CANDY RENDY

Credit: Paresma

Coming soon!!
Setelah nunggu setahun, akhirnya dapat jatah editor. Baru dua minggu apa seminggu yang lalu gitu dikabarin soal cover. How do you think about that cover? Hmm.. sincerely, saya kurang puas dengan desainnya. Semacam ada yang kurang gitu. Tapi berhubung editor bilang, "Ini sampel cover fix pilihan kami." Ya udah deh, daripada nunggu lama-lama direvisi lagi, molor lagi, akhirnya saya setuju. 

Ini novel debut saya. Nggak tahu deh gimana komentar pembaca nanti. Tapi, saya berharap, dari novel ini bisa dapat banyak masukan dari pembaca biar saya bisa terdorong untuk lebih kreatif lagi dalam menulis novel. Karena ini debut, jadi materi novelnya juga nggak berat. Temanya sih tentang how to move on? Euuung... kisah cinta dewasa awal gitu hahah. Tapi, sesuai dengan selera saya, jadi di dalamnya nggak ada yang namanya pacar-pacaran. 

Karena masih belajar, jadi di novel ini saya pakai tokoh-tokoh yang dekat atau saya kenal. Ada 3 sahabat S1 saya yang jadi tokoh Oki, Diva dan Nadia. Trus, ada teman saya yang jadi tokoh Rendy (karakternya dia itu co-ass, sesuailah dengan profesi aslinya, itu sih dia ceritanya masih co-ass tapi sekarang udah mau UKDI *denger dari temannya yang cewe, dulu satu kelompok KKN sama saya juga). Trus, ada tokoh Erlangga, nah itu memang kakak tingkat saya pas S1, karakternya yaa kira-kira seperti yang ada di novel. Euuum, sama satu lagi tokoh tamu. Kenapa saya sebut tokoh tamu, soalnya minta izinnya khusus sendiri, awalnya bingung mau cari tokoh siapa buat tambahan. Mau mengimajinasikan sendiri tapi nggak bisa bener-bener menghayati jadi saya hapus lagi tokoh sebelumnya. Finally, saya beranikan diri buat izin dulu sama orangnya. Alhamdulillah, responnya ramah banget, boleh-boleh aja. hehehe... Gomawo. Tokoh tamu itu adalah dr. Bram Irfanda. Di novel tadinya saya mau pakai nama samaran, cuman keburu pas dikirim itu saya lupa ganti dan udah disetujui oleh penerbit. Yaaaaa pake nama asli deh dr. Bramastha Aditya (nama belakang nggak saya ikutkan jadi nggak spesifik banget kan) tapi karakternya saya nggak tahu sih karena belum pernah ketemu jadi cuman saya gambarkan sesuai dengan imajinasi saya (hehe ngapunten ya mas dok kalau ada yang nggak sesuai).

Eh..eh..tunggu.. trus tokoh utamanya siapa? Aliyanda Vigra, panggilannya Vigra. Itu siapa? Dari tokoh nyata juga atau pure fiction? Euuung... saya bingung jawabnya. Sebenarnya itu fiktif tapi pas nulis, secara nggak sengaja saya juga nyisipin dikit yang nyerempet diri saya. Jadi, pasti yang baca nanti bakal bilang, "Iiiihh, kamu curcol yaa?" Hehehe... sebagian kecil aja sih saya ambil dari cerita pribadi kira-kira 20% aja. 80%nya fiktif, nggak nyata. Jadi, jangan terburu-buru menyimpulkan, baca dulu yaa dan bagi yang udah kenal saya, yaaah tahulah batas "cerita nyata"-nya sampai bagian mana.

Kisahnya itu ada mellow-nya. Tapi, setidaknya masih ada pelajaran yang bisa dipetik dari situ. Kisahnya itu tentang.... *ah bagian ini cut aja hehehe. Yang penasaran, tungguin aja wes novelnya rilis dan baca sendiri ya :D.
Oke deh. 
Sisa nungguin, kapan tuh novel kelar dicetak. Aslinya rencana terbit tahun 2014 di SPP-nya. Namun, kayaknya Januari baru beredar di tokbuk. Kita tunggu aja lah ya.

Bagi yang udah baca novel ini nanti, saya  mohooon banget kritik, saran, masukan atau apapun itu yang bisa bikin saya push-up belajar lebih banyak lagi buat nulis novel. 

Untuk tahun depan, saya nggak ngeluarin buku dulu soalnya semester dua tahun depan itu ada schedule PKPP (Praktek Kerja Profesi Psikologi) di RSJ. So, waktu bakal tersitaaaa banget buat mantengin pasien di RSJ tiap hari plus bikin laporan praktikum alat tes ke pasien nanti. Insya Allah,semester 3 atau 4 gitu, saya akan menulis lagi sembari nyiapin beberapa schedule lain yang menurut saya udah harus dieksekusi *aiiih bahasanya,, hanya Allah dan saya yang tahu hehehe.

Oke deh, cukup sekian dari saya. ^^

PENGUMUMAN PEMBAGIAN BUKU UNTUK GA PARESMA

Karena ketiga peserta dapat masing-masing jatah 1 buku. Jadi, saya putuskan untuk mengundinya dengan sistem kocok dan dimulai dari peserta terakhir yaitu Siska, selanjutnya ArghaLitha dan terakhir Intan.

Ini hasil foto undiannya sesuai urutan nama di atas ya. Cara lihatnya dari gambar kertas sebelah kiri lalu ke kanan.



Jadi, Siska dan ArghaLitha dapat buku Syabab. Intan dapat buku Secangkir Kopi Bully.

Selamat...selamat... hehe... Mohon maaf banget hadiahnya cuman satu tapi semoga bisa ngasih manfaat aamiin.

Pengirimannya nyusul nyari waktu free ya.

PENGUMUMAN HASIL AKHIR GA PARESMA

Setelah menimbang-nimbang enak dan baiknya bagaimana. Karena saya juga pengen sekalian belajar adil, jadi saya putuskan untuk tidak membagi hasil akhir dari GA Paresma ini ke dalam kategori pemenang I dan II. Maksudnya, karena yang daftar hanya 3 peserta, jadi saya ingin agar semua bisa merasakan buah dari usaha mereka. Jadi, intinya ketiga peserta dapat masing-masing 1 buku. Untuk bukunya saya acak tapi yang jelas ada 2 orang yang dapat buku Syabab dan 1 buku Sencangkir Kopi Bully soalnya stok SKB di saya emang dikit dan saya lagi gak ada waktu buat mampir ke tokbuk buat beli SKB.


Nah, untuk fotonya, saya suka tiga-tiganya. Tapi, untuk pemenuhan persyaratan, hanya si Intan N.K. yang kurang memenuhi satu syarat yaitu share info GA ini di blog dan gak ada url link blognya di kolom komentar jadi saya bingung nggak bisa kasih link hidup langsung ke blog Intan deh ini. Kalau 2 peserta itu udah memenuhi semua syarat: ArghaLitha dan Siska Dwyta. Bisa diintip deh langsung blog mereka kayak apa (yang mau BW). Ternyata mereka juga nyeritain proses mendapatkan bukunya padahal gak ada syarat untuk harus cerita. But, makasih banyak yaa.

SELAMAT YA BUAT KETIGA PESERTA. ^___^

Terima kasih buat atensinya karena udah mau meluangkan waktu buat ikutan GA ini. Ternyata dari kisah-kisah mereka, ada yang sampe kesulitan nyari bukunya di Gramedia karena belum dipajang dan karena jarak antar rak ini dan itu berjauhan.

Perkara pengiriman hadiahnya, mohon bersabar untuk beberapa waktu yaa ukhti-ukhti. Saya nunggu hari Sabtu baru gak kuliah baru bisa ngirim ke kantor pos. Entah sabtu ini atau sabtu depan. Yang pasti, kalau hadiahnya sudah dikirim akan saya kabarkan lewat Twitter ya.



GA PARESMA DITUTUP YA

GA Paresma resmi ditutup ya malam ini. Terima kasih buat yang udah ikutan. Eh..eh.. prestasi banget ya, tumbeeeen gitu untuk giveaway kali ini yang ikut hanya 3 orang. Mungkin karena deadlinenya yang kurang panjang kali ya. Tapi, kalo kelamaan saya yang nggak bisa (pada akhirnya semua kembali ke subjektivitas pemegang tampuk GA hehehe). Mungkin juga karena hadiahnya yang terlalu sedikit. Ya saya maklum karena untuk GA kali ini nggak bisa ngasih banyak bukan karena pelit tapi nggak sempet nyari hadiah buat tambahannya (lagi-lagi pakai alasan sibuk kuliah,, yaa tapi itulah apa adanya).

Makasih buat 3 orang yang udah daftar. Karena pesertanya dikit, otomatis, saya jadi mudah dan cepat dalam mengambil keputusan. Malam ini sih saya udah menentukan siapa pemenang I dan II tapi nanti dulu deh postingnya, besok atau lusa aja ya biar penasaran.

Selamat menebar garam jampi-jampi keberuntungan dan keberkahan deh ya buat 3 peserta. Selamat bersabar untuk menunggu pengumuman.

Sekadar info nih, saya berencana untuk mengubah pemenangnya. Niat awalnya, karena cuman ada 3 peserta, saya pengen ngebagi rata hadiahnya masing-masing 1 buku ke 3 peserta. Kasihan juga sih yaa kalau 3 orang, yang satu--yang tereliminasi di antara 2 tuuh berasa kayak dicuekiin gitu nah hehehe :D. Namun, nanti lah ya saya pikirkan lagi mau ngubah sama rata atau tetap seperti semula cuman 2 pemenang.

GIVEAWAY PARESMA



(sticky posting)

Naah kaan.. hehe akhirnya saya buka GA juga. Tadinya sih lagi gak pengen karena buku Secangkir Kopi Bully-nya cuman dapat jatah dikit dari penerbit. Tapi, berkat kehadiran paket buku Syabab, setidaknya cukup membantu untuk kelangsungan GA ini. Tadinya juga mau ngadain GA dengan syarat peserta haru belanja di Griya Qafisha (Olshop saya) namun batal... Sibuuuuukkkk! 

Langsung aja deh. Jadi, alhamdulillah, menjelang akhir tahun ini ada dua buku baru saya yang terbit. Oh ya sekadar info, kalo buku Secangkir Kopi Bully udah in stock di seluruh TB Gramedia dkk. Untuk buku Syabab sendiri, kemarin, Mbak Dewi bilang, bukunya masih baru banget keluar dari percetakan. Jadi, insya Allah untuk Jabotabek, distribusinya seminggu lagi udah in stock di TB. Untuk luar Jabodetabek, maybe pertengahan atau akhir bulan lah yaa udah ready.

Giveaway yang saya adakan kali ini sangat terbatas hadiahnya. Sebenarnya bisa aja minta di-sponsorin lagi, cuman, saya khawatir nggak bisa memanage berhubung jadwal sangat padat. Jadi, giveaway kali ini sangat simple. Hadiahnya pun hanya untuk 2 orang pemenang saja. Jujur, saya pengen banyak pemenangnya dan hadiahnya juga banyak. Namun, karena banyak tugas dan kerjaan, jadi saya batasi. Ngirimnya juga saya nunggu free dulu (itupun free tapi gak full free, hari Sabtu baru bisa ke kantor pos untuk pengirimannya nanti).

Oke ini aturan mainnya:
  1. Follow sosmed saya Twitter @de_Paresma, instagram Yanuarty Paresma Wahyuningsih dan join ke blog saya ini (untuk Facebook, mohon maaf saya tidak menyarankan, bukan udah penuh sih, cuman saya mau membatasi saja. Jadi, tidak diperkenankan mem-follow FB saya ya ^^v).
  2. Para peserta kudu punya blog, karena ntar pengumumannya akan saya posting di blog (selain di Twitter dan IG).
  3. Tugas para peserta SIMPLE BANGET. Jadi, syarat mutlaknya, saya tidak akan minta kalian untuk posting tulisan. Tugas Para Peserta adalah: Share 1 foto kalian bersama dua atau tiga buku saya di toko buku langsung (bagi yang belum nemu buku Syabab, foto dengan buku CKUS+Secangkir Kopi Bully juga gak papa. Kalau kalian ada temen yang punya buku-buku tersebut, gak papa fotonya juga boleh pinjem buku temannya dengan setting di rumah, taman dll.
  4. Fotonya dengan gaya yang eye catching atau lucu/nyentrik/aneh de el el dan kalau bisa sih fotonya itu menyiratkan sebuah cerita bersama buku-buku tersebut. Bagi ukhti-ukhti yang mau ikutan tapi malu difoto, boleh foto dengan badan menyamping atau pake masker tapi bukunya kudu keliatan ya hehe (terserah gayanya gimana, mau nunduk sambil duduk juga gak masalah, yang penting jangan membelakangi).
  5. Share foto kalian di Twitter dan IG dengan men-tag bin mention saya juga ya. Sharenya cukup sekali aja. Pake hashtag #GAParesma di captionnya
  6. Saya akan memilih 2 foto yang memenuhi syarat No.3-5.
  7. Share link info GA ini di Twitter, IG dan blog kalian (sekali aja share-nya).
  8. Daftarin diri dan link fotomu di kolom komentar blog ini ya dengan format Nama asli, Nama sosmed, Alamat asli lengkap beserta kode pos dan Url link foto di Twitter dan IG kamu.
Oke itu deh syaratnya. Simple, kan? 

Hadiahnya: 
untuk 2 orang pemenang
  • Pemenang pertama dapat 1 eks. Buku Secangkir Kopi Bully dan 1 eks. Buku Syabab
  • Pemenang kedua dapat 1 eks Buku Syabab
Bila ada yang berbaik hati ingin men-sponsori tanpa mengharapkan imbalan dari saya alias murni karena kebaikan dan ketulusan hati saudara (hehe), silakan BBM saya ke 7E6AFA60 ya tapi jangan terlalu banyak ngasihnya ya.

Giveaway ini berlangsung mulai 2 November-7 Desember 2014. Masih lama, kan? 

Selamat berlomba bersama Paresma ^^

DIBENTAK OFFICE GIRL

Dua hari yang lalu, pagi sekitar hampir pukul delapan pagi, saya dan seorang teman pergi ke toilet. Saya sih yang punya tujuan: benahin jilbab yang berantakan. Karena toilet di bawah gedung pasca kurang kondusif menurut kami, jadi kami pergi ke toilet di GKB 1 yang lebih bersih dan ada koridornya buat ngaca. 

Sesampainya di toilet, ada 2 office girl yang baru saja selesai membersihkan. Saya hendak masuk, tapi kata salah seorang OG bilang, "Tunggu dulu." Baiklah, kami pun menunggu. Setelah OG tersebut hendak keluar dari pintu seberang, saya pun masuk sambil jinjit sepatu melalui pintu sebelah. Yaaa bermaksud menghargai meskipun kenyataannya sepatu saya tidaklah kotor sama sekali. 


Ketika dua langkah masuk menuju cermin besar di toilet, OG tadi mendadak membentak saya, "Yo opo seh, Mbak iki?!" Suaranya yang nyaring sampai menggelegar membuat saya amat terkejut. Saya pikir, teman saya yang menunggu di depan pintu sedang apa gitu atau ada sesuatu yang terjatuh di lantai. Tidak tahunya, bentakan Mbak tadi ditujukan ke saya.

Saya lihat lantai, bersih, tak ada bekas sepatu. Namun anehnya Mbak itu mengulang pel-nya dengan basah padahal lantai itu sudah lumayan kering. Ya Rabb.... pagi-pagi sudah dibentak. Seumur hidup dan selama dulu punya pembantu di rumah lama, saya tak pernah sedikit pun dibentak oleh pembantu. Tapi hari ini, seorang tak dikenal, usianya masih cukup muda malah seenaknya membentak.

Apa yang saya lakukan? Karena saya begitu malas meladeni orang-orang seperti itu, akhirnya saya putuskan untuk bilang pada Mbak itu, "Loh kan nggak kotor, Mbak, udah mau kering kok. Tapi ya udah deh kalo gitu, saya ke toilet lain aja, Permisi."

Selepas saya keluar, Mbak tadi masih mengomel sendiri. Sejak sebelum saya datang pun, Mbak tadi sudah terdengar menggerutu tidak jelas. Entahlah, dia kenapa. Mungkin saja punya masalah sehingga berdampak pada pekerjaannya atau apa, biarlah dia saja yang tahu.

Dari kejadian ini, mungkin saya juga salah. Salah karena saya masuk dengan OG yang masih ada di dalam. Tapi, saya jadi ingat beberapa tahun lalu ketika S1. Dengan kondisi toilet yang masih dibersihkan, amat kotor dan masih ada OG di dalamnya, OG tersebut sangat ramah mempersilahkan saya yang benar-benar kebelet mau buang air kecil. Jika dibandingkan OG sekarang, OG yang dulu, usianya jauh lebih tua tapi sama sekali nggak pernah menggerutu apalagi membentak seperti OG kemarin itu.

Ya sudahlah. Di sisi lain, saya juga mendapat pelajaran bahwa kalau saja ada kemungkinan bentakan yang keluar itu disebabkan tumpukan masalah pribadi yang diendap lalu terbuang ke tempat yang salah dan berdampak pada orang lain, maka itu sama sekali tidak baik. Masalah pribadi tidak boleh dibawa-bawa pada saat bekerja, begitu juga sebaliknya. Ya, namanya manusia gitu ya, khilaf.

Daripada saya membalas dengan bentakan, lebih baik saya diam. Dulu waktu masih jadi ABG labil, saya mudah terpancing emosi. Apapun yang tidak saya sukai atau mengganggu, maka saya akan terang-terangan menegur baik halus maupun kasar. Nah, dari situ saya belajar dan terus belajar bahwa ternyata menjaga lisan itu punya dampak yang luar biasa dan prosesnya pun tidak mudah.

Sampai sekarang, saya masih terus belajar untuk mengekang lisan agar nggak macam-macam. Mudah-mudahan, kejadian kemarin itu nggak saya alami sendiri dan nggak sampai menyakiti hati orang lain. Bismillah...semoga bisa terus belajar menjadi pribadi lebih baik. Aamiin..