by getty images |
Setelah dipikir-pikir, memang sudah seharusnya mikirin masalah keuangan.
Jujur aja saya lemah dalam persoalan hitung-menghitung. Tapi, suatu saat saya akan menjadi seorang istri dan ibu. Nggak lucu kalau saya nggak pandai mengatur keuangan dan nafkah dari suami.
Menengok tahun lalu, ketika memperoleh royalti pertama yang lumayan besar. Saya sampai lupa menyisihkannya untuk check-up kesehatan dan juga...untuk disimpan. Di tahun tersebut, saya masuk kuliah. Jadi, beberapa bagian saya pakai untuk biaya kuliah termasuk biaya sehari-hari di kampus.
Menyesal? Sudah nggak ada gunanya menyesal.
Sekarang, saya harus pandai menyimpan uang.
Ini sebagai wujud usaha perbaikan diri lanjutan sebelum saya menikah.
Mumpung royalti berikutnya masih deposit (belum diambil), jadi mulai sekarang, saya berniat untuk belajar investasi. Ah, kata-kata saya mungkin terlalu tinggi kali ya kalau pakai kata investasi itu. Oke, saya rendahkan sedikit. Saya berniat untuk menyimpan sebagian hasil dari penjualan buku-buku saya nanti.
Seorang teman kelas saya masa S1 ada yang bekerja di ANTAM. Beberapa minggu lalu di Path, saya melihat statusnya. Di mejanya berserakan beribu-ribu koin emas para investor. Saya pun juga sudah tanya-tanya sana-sini. Ya, saya ingin investasi emas. Alasannya kenapa? Euum, saya kurang pandai menjelaskan soal investasi tapi setelah baca-baca, investasi emas itu cukup menguntungkan karena harga emas setiap tahunnya meningkat.
Hal minus saya saat ini memang belum punya simpanan pasti. Semua masih dipergunakan untuk kuliah. Pemasukan pun minus.
Tapi, hal plus-nya adalah, dengan keadaan minus tersebut, saya mampu bertahan untuk menekan biaya konsumtif lainnya. Apa aja itu? Setidaknya, saya super hemat dalam konsumsi kebutuhan pribadi seperti perawatan wajah (bedak, facial dll). Alhamdulillah, saya membeli produk perawatan wajah tiap setahun sekali. Kayak bedak dan pembersih gitu bahkan bisa bertahan sampai satu setengah hingga dua tahun. Selain itu, sekarang, saya juga sudah mulai ngirit beli pulsa. Jadi, bila nggak ada perlu apa-apa, nggak akan SMS sana-sini. Kalau untuk telepon pun, bisa dibilang saya adalah orang yang sangat jarang menelepon. Jadi, untuk biaya BBM dan pulsa internet yaa manfaatkan fasilitas wifi di rumah dan kampus.
Ah, walaupun demikian, saya harus tetap menyisihkan uang untuk simpanan hari tua.
Saya nggak tahu apa yang akan terjadi.
Kalau nanti saya berumah tangga dan semisal...suami saya punya harta pribadi lalu ada kemungkinan untuk pisah harta (memisahkan harta pribadi masing-masing), sementara saya nggak punya apa-apa, lalu terjadi seseuatu yang di luar kuasa, saya bisa apa? Nah, makanya mencegah itu selalu lebih baik daripada mengobati. Belum tentu, semua harta suami akan dihibahkan seluruhnya kepada istri karena suami juga punya tanggungan lain. Sedangkan nafkah suami pada istri, tentu lain persoalan.
Bismillah...
Semoga tahun ini atau tahun depan bisa terwujud
Semoga bisa membeli emas Antam sebagai simpanan
Dan semoga bisa tetap konsisten menabung untuk akhirat juga
Mudah-mudahan, kelak bisa menjadi istri yang bijak dalam mengatur keuangan keluarga
aamiin... ^_^