banyak akibat buruk yang kita dapatkan asal dengki. Secara ruhiah, dengki akan memakan amal baik kita mirip dijelaskan hadits Rasulullah saw diatas. Jika kebaikan kita sudah terkikis habis, apakah kita masih berharap bahwa do’a kita akan terkabul? Percuma kita kerja keras serta kerja cerdas Jika Allah tidak mengijinkan kita sukses. Ini yang pertama.
dari Jabir serta Abu Ayyub Al-Anshari, mereka mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, ‘tidak terdapat seorang pun yang menghinakan seseorang muslim di satu daerah yg padanya dia dinodai harga dirinya serta dirusak kehormatannya melainkan Allah akan menghinakan orang (yg menghina) itu di tempat yang dia inginkan pertolongan-Nya. dan tidak seseorang pun yang membela seseorang muslim pada daerah yang padanya dia dinodai harga dirinya dan dirusak kehormatannya melainkan Allah akan membela orang (yang membela) itu pada daerah yg beliau menginginkan pembelaan-Nya.‘ (Ahmad, Abu Dawud, Ath-Thabrani)
yang kedua, perasaan dengki mengeluarkan sinyal bahwa nikmat itu sedikit. Buktinya, seorang pedengki membenci kenikmatan yg dihasilkan sang orang lain. beliau ingin nikmat orang lain itu pindah kepada dia, Bila tidak, setidaknya nikmat yang diberikan kepada orang yang didengkinya hilang supaya sama menggunakan dia yg tidak menerima nikmat.
sungguh ini merupakan sebuah pikiran yang mengingkari keberlimpahan rahmat Allah. saat pikiran kita jauh berasal keberlimpahan, adalah kita sudah tidak mempunyai kesadaran orang kaya. Orang barat bilang, wealth consciousness. Kita tidak akan pernah kaya Bila kita tidak memiliki wealth consciousness.
yg ketiga, dengki mengudang energi negatif. tenaga negatif sifatnya Mengganggu. merusak energi positif yang dibutuhkan buat berpikir dan bertindak. energi negatif pula merusak bekerja hukum daya tarik/ketertarikan (law of attraction). Dengki seringkali mengarahkan penekanan kita kepada kejelekan orang lain.
yg keempat, Bila sudah keluar ucapan negatif, maka kita tidak akan pernah mampu menerima manfaat berasal orang yg kita dengki. contohnya Anda sudah berkata hal negatif: “Cuma segitu aja bangga!” kentara, setelah Anda mengatakan hal itu, Anda tidak akan bisa mendapatkan manfaat (kolaborasi, petuah , minjam kapital, dsb) berasal orang tadi. Kecuali Anda tidak punya membuat malu.
yang kelima, dengki mampu meruntuhkan dapat dipercaya pelakunya. Terutama Jika telah diiringi kata-kata buruk seperti hinaan atau fitnahan yang biasa mengikuti dengki. saat seorang mengejek keberhasilan orang lain, memang ada orang yang suka (sama-sama pedengki), namun tidak sedikit yg berkata “sirik indikasi tidak bisa.” artinya kredibilitas pedengki tadi hancur.
yang keenam, tak terdapat pemugaran selesainya dengki. karena kita fokus di nikmat orang lain, kemudian kita berusaha menghilangkan nikmat tersebut, sibuk menghina dan memfitnah, maka dia melupakan satu hal yang jauh lebih krusial. Hal itu adalah memperbaiki diri sendiri. Bila kita mendapatkan keberhasilan lebih sedikit dibanding orang lain, ialah terdapat kekurangan pada diri kita.
yg ketujuh adalah membebani diri sendiri. Bayangkan, setiap melihat orang lain yang didengkinya dengan segala kesuksesannya, mukanya akan menjadi tertekuk, lidahnya mengeluarkan sumpah serapah, bibirnya berat buat tersenyum, serta yang lebih bahaya hatinya semakin penuh menggunakan dengki, marah, benci, curiga, kesal, kecewa, galau, dan perasaan-perasaan negatif lainnya. Beban yg sebenarnya tak perlu kita pikul. Beban ini bisa memakan energi kita. sehingga, tenaga yang kita perlukan buat sukses terkikis habis.
lalu bagaimana menghilangkan dengki? Para ulama telah membahasnya. aku hanya akan memberikan 2 cara yg bisa kita aplikasikan sekarang pula.
saat kita berdo’a meraih sukses atau kenikmatan, berdo’alah bukan hanya untuk diri sendiri. tetapi buat orang lain pula.
saat terdapat orang lain, sahabat, bahkan saingan menerima nikmat, maka bersyukurlah. Syukur jauh asal dengki, justru akan mendatangkan nikmat.
dan yg terakhir, marilah kita berlindung kepada Allah dari sifat dengki ini. praktis-mudahan, tidak terdapat sedikit pun rasa dengki dalam hati kita. Bila masih terdapat, mari kita hapus dengan istighfar serta syukur.